Rabu, 28 September 2011

Botany Cryptogamae ( Algae )


Algae
Botani Cryptogamae
Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
mata kuliah Botani Cryptogamae

Dosen        : Hadiansach, M.Pd
oleh:
Nama                             : Rizky Mohamad Wardani
Kelas / Semester            : B / III
NIM                              : 1209206063

Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena atas karunia dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi ujian tengah semester mata kuliah Botani Cryptogamae.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Botani Cryptogamae yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini walaupun dalam proses penyusunannya penyusun mengalami berbagai kesulitan, seperti terbatasanya buku  sumber.
Tetapi sangat dimungkinkan dalam penyusunannya masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam penulisan, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penyusun harapkan. Mudah-mudahan Makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.



Bandung,   November 2010


                                                           Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
  1. Latar Belakang............................................................................................. 1
  2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
  3. Tujuan Pembahasan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
a.       Pengklasifikasian Alga................................................................................. 2
b.      Ciri – ciri, bentuk thallus dan cara reproduksi...................................... ....... 3
c.       Manfaat Alga............................................................................................. 15
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 17
LAMPIRAN......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Alga atau ganggang merupakan tumbuhan thallus ( Thallophyta ) yang memiliki klorofil, sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat autotrof. Tumbuhan ini banyak ditemukan di perairan dan tempat – tempat lembab, bahkan ada yang bersimbiosis dengan tumbuhan lain yang disebut Lhicenes. Untuk lebih mengetahui apa itu alga penyusun membuat rumusan masalah.
B.           Rumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang alga, penyusun membuat rumusan masalah. Berikut rumusan masalah :
a.    kriteria apa saja yang dipakai untuk mengklasifikasi alga ?
b.    bagaimana ciri – ciri, bentuk thalus dan reproduksi alga pada setiap divisi ?
c.    apa manfaat alga untuk kehidupan manusia ?
C.           Tujuan Pembahasan
a.    Untuk mengetahui kriteria pengklasifikasian alga ;
b.    untuk mengetahui ciri – ciri, bentuk thalus dan cara reproduksi alga pada setiap divisi ;
c.    mengetahui manfaat alga untuk kehidupan manusia.

BAB II
Pembahasan
a.            Pengklasifikasian Alga
Pada ganggang di samping klorofil terdapat pigmen lain yang berwarna biru, merah dan coklat. Adanya pigmen – pigmen tersebut menjadi salah satu kriteria dalam klasifikasi ganggang sehingga kita mengenal  alga biru ( Cyanophyta ), alga hijau ( Chlorophyta ), alga cokelat ( Pheophyta ), alga keemasan ( Chrysophyta ) dan alga merah (  Rhodophyta ).[1]
Selain pengklasifikasian berdasarkan pigmen, pengklasifikasian juga ada yang di dasarkan oleh bentuk tubuh, komposisi sel, dan habitat.
·         Bentuk tubuh alga yang bersel satu ( Chlorococcus ), berkoloni ( Volvox ) dan bersel banyak berupa :
Ø  benang          : Spyrogyra, Oscillatoria, Vaucheria, dsb.
Ø  lembaran       : Ulva, Padina, Laminaria, dan sebagainya.
Ø  rerumputan   : Chara, Nitelia, sargassum, dan sebagainya.
·         Komposisi Sel
Semua alga mengandung klorofil, tetapi pigmen yang dominan pada setiap kelas alga bervariasi seperti : khlorofil adalah pigmen utama pada Chlorophyceae, fikoeritin ( merah ) adalah pigmen utama Rhodophyceae, fikosantin ( coklat kekuningan ) adalah pigmen utama Phaeophyceae. Komposisi sel yang penting lainnya adalah kandungan cadangannya. beberapa alga ada yang mengandung zat tepung, bahan agar – agar, zat kersik ( silikat ), zat kapur, pektin dan minyak laminarin. Selain itu ada golongan alga yang belum memiliki inti sejati atau tidak memiliki dindiing nukleus di dalam selnya yang disebut prokariotik, tetapi pada umunya bersifat eukariotik ( memiliki dinding nukleus ).

·         Habitat
Alga pada umunya hidup di dalam perairan laut, air tawar dan banyak menghuni tempat – tempat yang lembab.[2]
b.           Ciri – ciri, Bentuk Thalus dan Cara Reproduksi
Cyanophyta
Cyanophyta merupakan golongan alga primitif dibandingkan dengan alga yang lainnya. Hal ini karena tubuhnya memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
Ø   Selnya prokariotik
Ø   Tidak mempunyai plastida, tetapi memiliki pigmen utama fikosianin. Plastida adalah organel sel yang didalamnya mengandung pigmen – pigmen.
Ø   Beberapa jenis memiliki sel khusus yang disebut ( heterocyst ), terutama alga biru yang berbentuk benang.
Ø   Perkembangbiakannya dengan membelah diri atau fragmentasi.
Ø   Cara hidupnya ada yang sendiri – sendiri, berkoloni dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain.
Ø   Tubuhnya ada yang bersel satu dan berkoloni membentuk benang.[3]
Ganggan biru dapat kita temukan di setiap jenis perairan yaitu di laut, danau, kolam, resevoir, air tenang atau mengalir. Ganggang biru dapat ditemukan pula pada batu – batu di tepi pantai atau di darat, di tanah, di kulit kayu, tembok yang basah atau pada pinggiran pot, bahkan sumber air panas.[4]
Perkembangbiakan pada Cyanophyta hanya ada dengan jalan pembiakan aseksual, yaitu dengan cara :
Ø   Pembelahan diri
Cara ini terjadi pada alga biru yang bersel satu atau koloninya.
Ø   Fragmentasi
Ini terjadi setelah ada pembentukan hormogonia dan heterocyst. Hormogonia ialah sederetan sel berdinding tebal yang mempunyai kemampuan sel – selnya memperbaiki diri, biasanya terletak dua heterocyst, atau dibatasi oleh sel mati ( necridia ).
Ø   Pembentukan Akinet
Ialah sel yang berdinding tebal, membesar, mengandung banyak cadangan dan mempunyai kemampuan membentuk endospora yang akan tumbuh menjadi individu baru. Yang dapat membentuk akinet adalah alga biru yang berbentuk benang.[5]
Beberapa jenis ganggang biru seperti Nostoc, Anabaena, Gloeocapsa mengubah nitrogen bebas ( N2 ) menjadi senyawa anorganik ( nitrat ) yang dapat dipakai sebagai sumber unsur N bagi tumbuhan.[6]
Divisi Cyanophyta atau kelas Cyanophyceae dibagi atas 3 bangsa / ordo :
1.            Bangsa : Chroococcales
Tubuhnya uniseluler atau koloni dengan sel – selnya berbentuk bulat, berwarna biru kehijauan.
Contoh : Chroococcus, Gloeocapsa
2.            Bangsa : Chamaesiphonales
Tubuhnya uniseluler atau koloni serupa benang dan dapat membentuk endospora. Endospora dibentuk di mana protoplasma sel – sel tertentu membagi – bagi untuk membentuk spora, yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Contoh : Chamaesiphon
3.            Bangsa : Hormogonales
Semuanya berbentuk koloni, benang, yang dapat membentuk sel – sel hormogonia.[7]
Berbagai alga mikroskopis Cyanophyceae, ada yang bersel satu dan bentuk koloni, bentuk benang dan juga berbentuk benang membentuk koloni. Contoh :
§            Cyanophyceae bersel satu :
1.      Chroococcus.
2.      Gloeocapsa.
3.      Spirulina.
§            Chyanophyceae yang membentuk koloni :
1.      Polycystis : koloninya berbentuk kantung serupa bola atau agak teratur, yang di dalamnya terdapat banyak individu Polycystis. Warna kebiru – biruan.
§            Cyanophyceae berbentuk benang :
1.      Oscillatoria : berbentuk benang tebal, terdiri atas sel – sel pipih dan dapat bergerak dengan cara bergatar.
2.              Anabaena : koloni bentuk benang terdiri atas sel – sel bulat dan memiliki sel khusus heterokista  dengan sedikit lapisan lendir. Hidup bersimbiosis dengan tumbuhan paku air ( Azolla pinnata )
§            Cyanophyceae berbentuk benang membentuk koloni serupa agar – agar.
1.    Nostoc : bentuk tubuhnya hampir sama dengan Anabaena, hanya pada nostoc koloninya diselimuti lendir yang tebal membentuk massa seperti agar – agar, berupa gumpalan.
2.    Rivularia dan Glocotrichia : bentuk tubuhnya serupa cambuk dengan memiliki heterokista dibagian pangkalnya dan mantel yang menyelebungi tubuhnya.[8]
Chlorophyta
Alga hijau mempunyai pigmen zat hijau daun ( Chlorofil ) dan pigmen kuning ( karoten ). Alga ini biasanya berwarna hijau sampai hijau kekuningan.[9]
Kelompok alga ini paling banyak ditemukan di perairan tawar, hanya sebagian kecil yang yang hidup di air laut. Di perairan, Chlorophyta hidup sebagai plankton. Plankton adalah organisme kecil yang hidup melayang – layang dalam air yang dapat menjadi sumber makanan bagi hewan air dan ikan.[10]
Ciri – ciri umum Chlorophyta ialah :
·                Berwarna hijau, karena mengandung kloroplas ( plastida berpigmen hijau ) dengan butir – butir pirenoid di tengahnya. Bentuk kloroplas ini pada beberapa genusnya berlainan, seperti bentuk spiral ( Spirogyra ), bentuk jala ( Hydrodictin ), bentuk bintang ( Zygnema ), bentuk ladam ( Ulothrix ), dan butiran atau himpunan Chlorofil yang tak teratur.
·                Butir – butir pirenoid berfungsi dalam fotosintesis untuk menghasilkan amilum ( pati ). Dalam pengamatan mikroskop, pirenoid tampak sebagai butiran yang memantulkan cahaya berada di tengah – tengah Chloroplas.
·    Sel – sel alga hijau sudah bersidat eukarion atau memiliki dinding nukleus. Tubuhnya ada yang bersel satu ( Chlorella ), berkoloni ( Volvox ), dan bersel banyak membentuk benang ( Spirogyra ), berbentuk lembaran ( Ulva ) dan ada yang serupa rumput ( Chara ).[11]
Perkembangbiakan pada alga hijau ini terdiri dari :
·                Golongan alga hijau bersel satu Plerococcus / Chlorococcus berkembang biak secara vegetatif dengan membelah diri, sedangkan pada Chlorella dengan membentuk spora yang kemudian tumbuh menjadi sel alga baru. Beberapa alga hijau bersel satu yang dapat bergerak bebas dapat melakukan perkawinan dengan konjugasi membentuk zigiospora, sedangkan perkembangbiakan vegetatifnya dengan membentuk zoospora.
·                Golongan alga banyak bentuk benang dan belum memiliki alat perkawinan, perkembangbiakan vegetatifnya dengan fragmentasi thallusnya. Perkembangbiakan generatifnya dengan konjugasi pula atau plasmogami ( kawin plasma sel ).
·                Golongan Chlorophyceae bersel banyak yang sudah memiliki alat kelamin jantan ( anteridium ) dan alat kelamin betina ( oogonium ) pembuahan sel telur oleh spermatozoid terdapat pada alga Oedoginium.
·                Golongan alga hijau tingkat tinggi, dalam satu thallus dihasilkan anteridium ( globul ) dan oogonium ( nukul ), sehingga pembiakan generatifnya adalah oogami. Pembiakan vegatatifnya dengan fragmentasi thallus.[12]
Berikut ini beberapa contoh alga hijau :
1.               Chlorella
Chlorella berbentuk seperti bola dan kloroplasnya seperti mangkuk. Alga ini bersel satu tanpa flagel. Alga ini biasanya terdapat di air tawar, air laut, dan tempat – tempat yang basah.[13]
2.                  Ulva
Lembaran thallus Ulva terdiri atas dua lapisan sel. Ada dua macam thallus yaitu thallus gametofit yang diploid dan thallus sporofit yang haploid.[14]
Ulva menempel pada substrat yang keras. Beberapa sel dari thallus gametofit berubah menjadi gametangia. Protoplasmanya membelah secara meiosis dan menghasilkan isogamet yang haploid ( n ). Gamet dari thallus yang berbeda berkonjugasi membentuk zigot, zigot tumbuh menjadi thallus yang diploid atau thallus sporofit dan beberapa sel dari thallus diploid berbubah menjadi sporangia. Protoplasmanya membelah secara meiosis menghasilkan zoospora. Zoospora akan tumbuh menjadi thallus yang haploid atau thallus gametofit.[15]
3.                  Volvox sp
Sel Volvox sp. mempunyai kloroplas, satu bintik mata, dan dua bulu cambuk. Volvox sp. hidup secara berkoloni. Koloni Volvox sp. berbentuk seperti bola yang terdiri atas ribuan sel.[16]
Di bagian permukaan koloninya itu dibentuk pula alat – alat kelamin, yaitu : Anteridium, Oogonium.[17]
4.                  Spirogyra
Spirogyra merupakan ganggang hijau berupa benang ( filamen ) silindris. Tiap sel berisi sebuah kloroplas berbentuk spiral. Pada kloroplas terdapat beberapa pirenoid.[18]
Perkembangbiakan Spirogyra ada dua cara, yaitu fragmentasi dan konjugasi. Dalam fragmentasi setiap bagian sel yang putus itu dapat tumbuh menjadi Spirogyra baru. Perkembangbiakan konjugasi yaitu seluruh isi salah satu sel pindah ke sel lain melalui pembuluh. Setelah kedua inti sel bersatu akan terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi zigospora. Pada saatnya zigospora pecah dan keluarlah benang Spirogyra baru.[19]
Chrysophyta
Alga ini dikenal dengan alga keemasan, karena memiliki pigmen kuning keemasan ( chrysos ). Alga ini tidak memiliki pirenoid dan kloroplasnya kecil – kecil. Beberapa jenis memiliki dinding sel dari silikat dan pektin. Zat makanan cadangan utamnya adalah minya / lemak dan sedikit pati.[20]
Alga keemasan juga disebut diatomae. Diatomae merupakan 90% fitoplankton di laut, karena itu ada yang menjulukinya sebagai grass of the sea. Hewan laut yang kecil seperti udang – udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak dan protein dari tumbuhan mikroskopis ini.[21]
Berdasarkan bentuk dan susunan, serta kandungan zatnya, Chrysophyta ada dua kelas : Bacillariophyceae dan Xanthophyceae.
·               BACILLARIOPHYCEAE
Alga ini bersel satu dengan memiliki dinding sel dua bagian, yaitu :
a.             Dinding sel bagian dasar disebut : hipoteka ( hypotheca : hype = bawah, theca = cawan / mangkok ).
b.            Dinding sel bagian atas atau penutup disebut : epiteka ( epitheca :epi = atas, theca = cawan ).[22]
Bacillariophyceae banyak dijumpai di atas permukaan tanah yang basah, misalnya di sawah, got, atau parit. Tanah yang mengandung Bacillariophyceae akan berwarna kuning keemasan.[23]
Pembiakan dari Bacillariophyceae dengan membelah diri dari satu sel manjadi dua sel. Tetapi banyak juga berkembang biak dengan cara konjugasi untuk membentuk auxosprora. Pada proses pembelahan diri tersebut, dinding cawan baru selalu berupa hypotheca, sehingga setiap terjadi pembelahan diri dihasilkan satu sel anak yang lebih kecil dari sel induknya dan satu anak yang sama besar dengan sel induknya.[24]
 Berkut diberikan contoh reproduksi Navicula yang bentuknya mirip perahu. Pada proses pembelahan, bagian tutup ( epitheca ) terpisah dari bagian wadah ( hypotheca ). Jadi epiteka akan membentuk hipoteka, dan bagian hipoteka yang lama membentuk epiteka yang kemudian membentuk wadah baru. Jika melakukan pembelahan lagi, bagian epiteka akan membentuk hipoteka dan bagian hipoteka akan membentuk epiteka baru, demikian seterusnya.[25]
·               XANTHOPHYCEAE
Alga ini memiliki pigmen kuning dengan thallus berupa buluh tak bersekat, tetapi bercabang – cabang. Alga ini sudah memiliki anteridium dan oogonium, juga berinti banyak.[26]
Alga ini banyak ditemukan di air payau, air tawar, dan tempat – tempat yang basah. Tubuhnya berbentuk filamen bercabang, tetapi tidak bersekat dengan inti sel tersebar di mana – mana disebut senosit.[27]
Letak antara anteridium dan oogonium pada setiap jenis berbeda – beda. Perkembangbiakan secara generatif dengan pembentukan zigospora, dan pembiakan secara vegetatif dengan pembentukan akinet dan zoozpora serta aplanospora.[28]
Phaeophyta
Phaeophyta adalah golongan alga yang memiliki pigmen coklat ( fukoxantin ), dan mengandung zat makanan cadangan berupa minyak laminarin dan asam alginat. Kebanyakan anggotanya hidup di laut dan makroskopis.[29]
Ukuran ganggang ini bervariasi dari mulai jenis yang kecil yang berbentuk benang (  filamen ) sampai dengan yang berukuran besar dan kompleks seperti Laminaria.[30]
Phaeophyta hidup melekat pada dasar perairan ( melalui semacam akar ). Sedangkan bagian tubuh lainnya mengapung di air. Phaeophyta dapat mengapung karena memiliki gelembung udara ( air bladder ). Anggota Phaeophyta juga ditemukan di daerah pantai, melekat pada batu karang.[31]
Pembiakannya berlangsung secara vegetatif dengan fragmentasi. Pembiakan generatif ( seksual ) dengan isogami atau oogami. Phaeophyta mengalami pergiliran keturunan yaitu gametofit dan sporofit.[32]
Pembiakan alga coklat ini hampir serupa dengan tumbuhan tinggi. Pada ujung atau ketiak cabang dibentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiakan. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel berisi gamet, berupa sel telur atau spermatozoid. Bentuk tubuh gametofit dan sporofitnya dapat berupa ( isomorf ) dan dapat berupa ( heteromorf ). Berdasarkan sifat pergiliran turunannya tersebut, Phaeophyceae terbagi atas tiga anak kelas, yaitu : Isogeneratae, Heterogeneratae, Cyclosporae.
1.      Isogeneratae : alga coklat yang berbentuk pergiliran keturunan gametofit dan sporofitnya sama. Contoh : Ectocarpus.
2.      Heterogeneratae : alga coklat yang bentuk pergiliran turunan gametofitnya berukuran kecil sedangkan ukuran sporofitnya besar. Contoh : Laminaria.
3.      Cyclosporae : alga yang bentuk vegetatifnya adalah fase sporofitnya ( generasi diploid ) dan tidak memiliki bentuk vegetatif yang haploid ( 1 n ). Contoh : Fucales.[33]
Rhodopyhta
Pada Rhodophyta pigmen fukoeritin ( warna merah ) lebih dominan daripada pigmen lainnya. Pigmen tersebut dapat menutupi warna hijau dari clhorofil dan warna biru dari fikosianin.[34]
Alga ini juga mengandung zat makanan cadangan bahan agar – agar ( floridean ) dan beberapa jenis ada yang mengandung zat kapur ( Corallina ) dan zat pektin ( Chondrus, Gigartina ). Alga ini sebagian besar hidup di laut dan beberapa jenis hidup di air tawar.[35]
Alga merah hidup di laut dalam, terutama di laut yang beriklim panas dan di pantai hingga kedalaman 100 meter. Bentuk tubuhnya seperti rumput hingga sering disebut rumput laut. tubuhnya bersel banyak dan kebanyakan berbentuk lembaran sederhana dengan cabang – cabang thallus seperti pita.[36]
Pembiakan vegatatifnya dengan aplanospora dan fragmentasi thallusnya. Sedangkan perkembangan generatifnya dengan pembuahan sel telur di dalam  karpogonium oleh spermatium. Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai flagel, pembuahan sel telur oleh spermatium dibantu oleh arus air. Daur hidupnya ada yang berfae dua dan ada pula yang berfase tiga.[37]
Rhodophyta hanya mencakup satu kelas, yaitu : Rhodophyceae dan anak kelasnya : Floridae. Berdasarkan perbedaan fase pergiliran turunannya, bentuk dan struktur thallusnya, serta kandungan zat istimewanya, maka Rhodophyceae terbagi bebrapa bangsa / ordo :
1.      Bangsa : Gelidiales
·            daur hidup berfase tiga.
·             banyak mengandung zat bahan agar – agar.
·            contoh : Gelidium, warna kehijauan.
2.      Bangsa : Nemastomiales / Gigartinales
·           daur hidupnya berfase dua.
·             banyak mengandung zat pektin, di samping mengandung bahan agar – agar.
·           contoh : Chondrus, thallus pipih, bercabang dikotom pendek, elastik seperti tulang rawan, warnanya merah keunguan. Gracilaria, thallus silindris, bercabang dikotom. Gigartina, thalus pipih, warna kemerahan
3.      Bangsa : Cryptonemiales / Corallinales
·           Thallus berbuku – buku, percabangan dikotom rapat dan bentuk silindris, mudah patah.
·           Banyak mengandung zat kapur.
·           warna merah keunguan, dan akan berubah putih bila kering atau terkena sinar matahari.
·           contoh : Corallina
4.      Bangsa : Cereamiales
·           daur hidupnya berdase tiga
·            contoh : Ceramium, tubuh silindris langsing dengan percabangan dikotom panjang, warna kecoklatan.
5.      Bangsa : Rhodymeniales
·           contoh : Rhodymenia, thallus tebal, percabangan menyirip ke salah satu sisi, dan berwarna kehijauan, alga ini banyak mengandung bahan agar – agar.[38]

DIVISI
Pigmen Fotosintesis
Makanan Cadangan
Dinding Sel
Struktur Sel
Klorofil
Pigmen lain
Cyanophyta
A
Phycoerythrin, Phycocyanin, Caroten, Xantophyl
Myxophycean, Pati
Mukopeptida, Pektin
Procaryotic
Chlorophyta
A dan B
Carotene, Xantophyl
Pati
Selulosa, pektin
Eucaryotic
Chrysophyta
A dan C
Carotene, Xantophyl
Leucosin, Minyak
Selulosa, Pektin
Eucaryotic
Phaeophyta
A dan C
Carotene, Xantophyl, Fucoxanthin
Laminarin, Manitol
Selulosa, Pektin, Asam alginat
Eukaryotic
Rhodophyta
A dan D
Caroten, Xantophyl, Phycoerythrin, Phycocyanin
Bahan agar – agar
Selulosa
Eukaryotic


c.             Manfaat Alga
§          Chrysophyta           :
ü   Banyak berperan sebagai Plankton.
ü   Bahan detergen
ü   Bahan pasta gigi
ü   Bahan penggosok barang perak dan tembaga
ü   Bahan biodiesel
ü   Sekitar 61% dari biomassanya bisa dikonversi menjadi minyak
ü   Bahan penyekat panas
ü   Dinamit ( peledak )
ü   Penyaring cairan
ü   Bahan penelitian
§          Chlorophyta           :
ü   Sumber protein sel tunggal
ü   Sebagai Fitoplankton
ü   Bahan Makanan
ü   Bahan Penelitian
§          Cyanophyta            :
ü  Bernilai gizi ( protein ) tinggi
ü  Bahan Penelitian
§          Phaeophyta            :
ü   Dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi bahan kosmetik, es krim, cat
ü   Makanan ternak
ü   Pupuk
ü   Bahan obat – obatan
ü   Industri tekstil
ü   Mengandung vitamin, yodium, kalium, dan zat gula
ü   Bahan  penelitian
§          Rhodophyta            :
ü   Kosmetik
ü   Pembungkus kapsul ( gelatin )
ü   Beberapa keju
ü   Mengandung zat agar – agar ( bahan agar – agar )
ü   Bahan makanan
ü   Bahan penelitian

BAB III
KESIMPULAN
Setelah membahas tentang apa itu alga dengan segala konten di dalamnya, maka penyusun membuat kesimpulan agar lebih mudah dimengerti. Alga atau ganggang mempunyai klorofil sehingga membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Tubuh alga ada yang terdiri atas satu sel atau lebih.
Secara umum perkembangbiakan alga dapat dilakukan secara kawin ( generatif / seksual ) dan tidak kawin ( vegetatif / aseksual ). Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan konjugasi, sementara secara aseksual dilakukan dengan pembelahan diri, membentuk akinet dan fragmentasi.
Berdasarkan bentuk tubuh dan warna yang dimiliki, alga dikelompokan menjadi 5 golongan, yaitu Chlorophyta ( alga hijau ), Cyanophyta ( alga biru ), Phaeophyta ( alga cokelat ), rhodophyta ( alga merah ), dan Chrysophyta ( alga keemasan ).
Chlorophyta
Chlorophyta mempunyai pigmen yang dominan yaitu chlorophyl ( a & b ) dengan pigmen lain caroten dan xantophyl serta bersifat eucaryotic. Perkembangbiakan alga ini bisa dengan cara membelah diri, membentuk spora, konjugasi, membentuk zoospora, fragmentasi, oogami. Manfaat alga ini adalah sebagai sumber protein sel tunggal, sebagai fitoplankton, bahan makanan serta bahan penelitian.
Cyabophyta
Chyanophyta ialah alga biru. Alga ini mempunyai pigmen yang dominan fikosianin ( warna biru ) dan Chlorophyl. Bersifat procaryotic. Perkembangbiakan alga ini hanya melalui perkembangbiakan aseksual, yaitu pembelahan diri dan fragmentasi. Manfaat dari alga ini ialah bernilai gizi ( protein ) tinggi dan bahan penelitian.

Phaeophyta
Phaeophyta memiliki pigmen chlorophyl a dan c. Zat makanan cadangannya laminarin dan manitol. Alga ini bersifat eucaryotic. Perkembangbiakan alga ini melalui seksual dan pergiliran keturunan. Manfaat Phaeophyta adalah dimanfaatkan sebagai pengemulsi bahan kosmetik, es krim, cat, makanan ternak, pupuk, industri tekstil dan bahan penelitian.
Rhodophyta
Rhodophyta atau disebut alga merah, mempunyai pigmen chlorophyl a dan d. Bersifat eucaryotic. Perkembangbiakan alga ini dengan cara vegetatif dan generatif. vegetatif dengan aplanospora. Sedangkan  generatif dengan cara pembuahan sel telur di dalam karpogonium oleh spermatium. Manfaat dari alga ini ialah kosmetik, pembungkus kapsul, beberapa dijadikan bahan keju, mengandung zat agar – agar dan bahan penelitian.
Chrysophyta
Chrysophyta disebut juga alga keemasan karena warnanya keemasan. Alga ini memiliki chlorophyl a dan c. Bersifat eukaryotic. Perkembangbiakannya dengan cara membelah diri, konjugasi, zigospora, akinet, zoozpora, aplanospora. Manfaat alga keemasan ini yaitu berperan sebagai plankton, bahan detergen, pasta gigi, bahan biodiesel, bahan peledak serta bahan penelitian.

LAMPIRAN
SILABUS
Selolah                        : SMA N
Kelas                           : X
Mata pelajaran          : Biologi
Semester                     : I
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mengklasifikasikan alga berdasarkan ciri – ciri yang dimiliki
Klasifikasi Alga
o   Mengidentifikasi ciri – ciri khusus yang dimiliki oleh alga




o   Melakukan klasifikasi alga berdasarkan persamaan ciri – ciri

o Membedakan alga yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri khusus yang dimiliki

o Membuat perbandingan ciri – ciri khusus tiap alga
o Tes Tertulis





o Tes Tertulis
o  PG







o  Tes Uraian
Ciri yang dengan mudah untuk membedakan antara tiap – tiap alga yaitu :
a. Manfaat
b. Tempat hidup
c. Pigmen
Buatlah tabel untuk menunjukan perbedaan ciri – ciri tiap – tiap alga
2 x 45 ’
Buku Siswa, LKS, Alat Peraga


                                                                                                          



                                                                                                                   Padina
                                                                                                                  
Caulerpa


 

                                                                          Gigartina
                                                                         






                                                                  Rhodymenia
Corallina

                                                                                                                               Ulva


DAFTAR PUSTAKA

Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Bandung : TARSITO.
Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Jakarta : Balai Pustaka.
IKAPI. 2003. BIOLOGI. Klaten : PT INTAN PARIWARA.
Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI. Jakarta : Perum Balai Pustaka



[1] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 37
[2] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 9-10
[3] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 14
[4] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 35
[5] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 15-16
[6] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 36
[7] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 17
[8] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 21-22
[9] IKAPI. 2003. BIOLOGI. Hal 45
[10] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 118
[11] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 23
[12] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 25
[13] IKAPI. 2003. BIOLOGI. Hal 46
[14] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 40
[15] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 40
[16] IKAPI. 2003. BIOLOGI. Hal 46
[17] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 30
[18] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 40
[19] IKAPI. 2003. BIOLOGI. Hal 46
[20] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 38
[21] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 44
[22] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 38
[23] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 113
[24] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 39-40
[25] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 113
[26] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. hal 40
[27] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 112
[28] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 40-41
[29] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. hal 42
[30] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 42
[31] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 114
[32] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 42
[33] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 42-43
[34] Azis, abdul. dkk. 2008. Dan Alam pun Bertasbih. Hal 116
[35] Winatasasmita, djamhur. 1995. BIOLOGI I. Hal 43
[36] IKAPI. 2003. BIOLOGI. Hal 46
[37] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 46
[38] Adi, suroso. 1992. PENGANTAR CRYPTOGAMAE. Hal 50

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review